Anggota Keluar, BEM-U Tolak Alasan Adanya Permasalahan Internal

LPM Pabelan

UMS, pabelan-online.com – Tanggal 9 Juli 2021, Wakil Menteri Luar Negeri Heri Setiawan memutuskan mengundurkan diri. Menurutnya, terdapat juga beberapa anggota BEM yang memutuskan keluar, permasalahan internal disebut sebagai pemicu. Dengan banyaknya anggota yang keluar itu, BEM-U tegas menolak adanya isu permasalahan internal.

Melalui wawancara secara langsung kepada Reporter LPM Pabelan, Heri Setiawan menyampaikan alasannya keluar dari BEM UMS karena terdapat perbedaan pemikiran, kurangnya koordinasi, dan transparansi keuangan.

Selama berada di BEM-U, ia merasa kurang bisa membaca visualisasi pemikiran dari green desain yang dibuat oleh Presiden Mahasiswa. Dalam visi yang telah dijanjikan sebelumnya, Presma menginginkan terciptanya mahasiswa UMS yang solid dan progresif. Namun, jika melihat faktanya, presma saat ini justru lebih fokus membranding BEM UMS keluar, salah satunya dengan menjadi koordinator BEM Solo Raya.

Lebih lanjut lagi, Heri juga mengungkapkan bahwa yang mengajukan untuk keluar dari BEM-U pada saat itu bukan hanya dirinya. Dari pengakuannya, kurang lebih alasan dari anggota-anggota yang sudah keluar hampir sama dengan yang ia sampaikan sebelumnya. Permasalahan yang terjadi di dalam BEM-U, bukan menjadi suatu hal yang asing bagi sejumlah anggota internal yang ada di sana.

Jika diibaratkan, anggota yang ada di BEM-U terbagi dalam sebuah kelompok, setiap mahasiswa yang masuk memiliki orientasi yang berbeda-berbeda. Ketika terdapat permasalahan, mereka (anggota BEM-U –red) lebih memfokuskan diri terhadap orientasi awal masuk ke BEM. Selain itu juga, terdapat anggota yang terbilang masih polos, jadi setiap ada permasalahan anggota itu lebih milih untuk diam dan menurut.

Menyikapi setiap persoalan yang ada di BEM-U, terdapat pula dari anggota maupun dari BEM-F yang memberikan masukan dan kritikan dalam pergerakan BEM selama ini. Namun, Heri menuturkan bahwa BEM UMS itu termasuk kaku dalam kritikan. Setelah menerima kritikan, tidak ada  follow up atau tidak dijalankan masukan tersebut oleh Presiden Mahasiswa. Ia menegaskan bahwa, setiap saran yang diberikan oleh BEM-F tidak ada tindak lanjutnya.

Akbar, selaku Menteri Pengembangan Organisasi dan Perundang-undangan memaparkan, ada beberapa alasan keluarnya anggota BEM-U, di antaranya adalah mengundurkan diri, telah selesai masa studi, dan adanya reshuffle. Saat ditanyai mengenai adanya permasalahan internal BEM-U, Akbar sendiri berdalih bahwa hal tersebut hanya sekadar isu dan menegaskan bahwa alasan keluarnya para anggota karena tiga alasan tadi.

“Selesai masa studi maka secara langsung masa jabatannya juga selesai, itu sudah diatur dalam AD/ART. Untuk reshuffle, itu adalah kebijakan dalam tata tertib BEM-U, baik itu anggotanya tidak aktif, maka presma berhak melakukan reshuffle. Jadi, tidak ada yang mundur atas alasan internal BEM-U tidak kondusif,” jelas Akbar, saat diwawancarai melalui WhatsApp, Sabtu (6/11/2021).

Ia dengan tegas menolak adanya isu permasalahan internal BEM-U tidak kondusif yang menyebabkan beberapa anggota memilih keluar. Akbar menjelaskan, reshuffle memiliki proses tersendiri, di mana kementerian terkait memperingati anggotanya. Hingga saat anggotanya dianggap tidak bekerja dengan semestinya, lalu kementerian terkait menyampaikan langsung ke presma untuk ditindaklanjuti (pergantian anggota –red).

Hal serupa diungkapkan juga oleh Ririn Rahayuning Resti, selaku Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Ia mengatakan, bahwa setiap anggota yang memutuskan untuk keluar dari BEM memiliki alasan yang berbeda. Salah satunya terdapat anggota yang keluar karena lebih memilih kepentingan pribadi.

“Kebetulan yang mengundurkan diri itu karena lebih mementingkan keluarga, dan akademiknya. Waktu itu ia bertabrakan dengan program yang biasa diikuti, jadi dia merasa berat untuk menjalani keduanya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari BEM-U, ” ungkapnya, Rabu (10/11/2021).

Alasan lainnya yakni terdapat anggota BEM-U yang telah wisuda. Ia menjelaskan, bahwa jika ada anggota yang sudah wisuda otomatis akan keluar dari kelembagaan BEM, dikarenakan statusnya bukan lagi sebagai mahasiswa.

Kemudian ada beberapa yang dikeluarkan lantaran keaktifan anggota yang dianggap kurang bahkan tidak aktif. Menurut Ririn, sebuah lembaga pasti terdapat anggota yang aktif dan tidak aktif. Ketika terdapat anggota yang kurang aktif, maka dari itu BEM-U mengambil langkah tegas untuk mengeluarkannya.

Presiden Mahasiswa Widi Adi Nugroho menanggapi perihal tersebut, ia mengungkapkan masih ada koordinasi dengan kementerian lain tentang anggota yang akan keluar. Jika ada alasan ingin fokus kuliah, dari BEM-U sendiri mempersilahkannya karena menurut presma juga sudah tidak sanggup komitmen lagi di BEM-U.

“Jadi saya hanya ingin menerima teman-teman yang emang fokus di BEM, karena kan mungkin fokus kuliah atau ngejar studinya tidak bisa diganggu. Ya itu pilihan teman-teman. Bukan menggampangkan teman-teman untuk keluar, cuma karena komitmen teman-teman udah mau keluar, yaudah silakan, saya gak maksa. Karena teman-teman yang keluar pun saya rasa soal komitmen ke kita (BEM-U –red) gak bagus juga menurut saya sebagai presiden,” Sabtu (6/11/2021).

Baca Juga : Pengadaan PDH Anggota dan Pengurus BEM-U Alami Kejanggalan

 

Reporter         : Gardena Dika Muharomi, Rifqah, dan Mulyani Adi Astutiatmaja

Editor              : Rio Novianto

Also Read