Lahir di Bandar Selamat, Kecamatan Dolok Batu, Nanggar, 22 tahun silam. Wanita dengan nama Eva Indriani ini merupakan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. Masa kuliahnya tak hanya ia habiskan untuk belajar di kelas, ia memutuskan untuk bergabung dalam Himpunan Mahasiswa jurusan Sosiologi Agama dan menjabat sebagai kepala bidang komunikasi dan informasi. Selain itu, ia aktif sebagai pelatih dan pemain terompet marching band Perguruan Muhammadiyah Serbelawan.
Mempunyai hobi menulis membuatnya menjadi seorang penulis aktif yang karyanya sudah pernah dimuat di media cetak koran maupun media online seperti medanbisnisdaily.com. Ia bercita-cita menjadi penulis terkenal yang suatu saat nanti karyanya masih dikenang oleh banyak orang walaupun ia sudah tidak ada di dunia ini.
Selain aktif di organisasi kampus dan aktif sebagai penulis, Eva juga merupakan bagian dari Aliansi Sumatrera Utara (ASB) yang merupakan Non-Governmental Organization (NGO) yang fokus pada isu kebebasan beragama dan berkeyakinan.
“NGO ini juga sesuai dengan jurusan saya. Saya menjadikan ASB ini sebagai wadah dalam belajar. Ketika saya bergabung dalam ASB, banyak pembelajaran yang saya peroleh,” ungkapnya.
ASB saat ini sedang fokus pada pemajuan Medan sebagai kota toleransi, penanganan korban kasus kekerasan seksual, dan melayani kasus rumah ibadah. Setiap satu tahun sekali ASB biasanya mengadakan pelatihan Pluralisme dengan sasarannya anak muda, mahasiswa dan korban intoleransi. Namun, sejak adanya pandemi Covid-19 kegiatan ini tidak diadakan lagi. Melalui ASB ini, Eva berharap dapat menyebarkan virus-virus toleransi. Ia ingin menyadarkan orang-orang bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin yang artinya setara dengan manusia hidup lainnya dan juga ia menginginkan angka kekerasan seksual menurun.
“Sadarlah, bahwa kita tidak hanya bercerita tentang saya saja akan tetapi masih ada aku, kamu dan kita semua. Ayo buka telinga dan mata kita untuk mendengar dan melihat orang-orang yang kurang beruntung dari kita. Masih banyak yang membutuhkan tenaga dan pikiran kita,” pesannya kepada semua orang termasuk para mahasiswa.
Mempunyai kesibukan dengan kuliah dan organisasi tidak membuat Eva kesulitan. Ia mempunyai cara sendiri untuk mengatur kesibukannya itu. Eva biasa membuat time table untuk semua kegiatannya, seperti organisasi, kuliah dan menulis. Ia dapat mengatur jadwalnya serapi mungkin agar tidak ada yang bertabrakan. Ia akan mengatur ulang jadwalnya jika ada acara mendadak.
Gadis yang menempuh pendidikan di Program Studi Sosiologi Agama itu mempunyai prinsip yang kuat. Selama hidupnya, ia memengang motto yang terinspirasi dari Najwa Shihab yaitu tiap orang mempunyai mimpi, tapi tidak semua bisa bangkitkan semangat yang tinggi. Selain itu, ia juga memegang motto hidup belajarlah dari hari kemarin dan hiduplah untuk hari ini, masa lalu bukanlah penentu masa depan tapi hari inilah yang menentukannya dan jadikanlah masa lalu sebagai guru terbaikmu.
Reporter : Rhamadhani Nisa Alhanifa
Editor : Munasifah Rahmawati