Adalah keinginan setiap mahasiswa untuk menjadi produktif dan bermanfaat bagi sekitar. Akan tetapi, keinginan tersebut mungkin tidak bisa dicapai apabila tidak ada niat dan semangat yang besar. Muhammad Ulinuha alias Ulin boleh jadi bisa dijadikan contoh soal bagaimana dirinya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa yang produktif juga bermanfaat.
Mahasiswa asal Temanggung ini tengah melanjutkan studinya di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dirinya termasuk dalam mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris UMS. Sebagai mahasiswa, keseharian Ulin adalah berkuliah, membaca, menulis, dan berkegiatan di alam. Kegiatan tersebut juga dijadikannya sebagai hobi.
Tulisannya telah banyak dimuat di media online, seperti kaderhijaumu.id, madrasahdigital.id, rahma.id, pwmjateng.com, dan hwjateng.id. Dengan menulis dan membaca, dirinya selalu ingin mengasah kemampuan literasinya. Lebih dari itu, Ulin berusaha untuk menjawab persoalan-persoalan yang ada dan menawarkan solusi alternatif bagi masyarakat lewat tulisannya.
Menurutnya, sudah menjadi budaya akademisi untuk memproduksi narasi-narasi dan wacana keilmuan. Oleh karena itu, Ulin gemar menulis. Secara tidak langsung, Ulin ingin memotivasi pemuda lainnya agar terus tetap bisa berkarya lewat tulisan.
Mahasiswa yang lahir 21 tahun silam ini tidak hanya aktif menjadi kontributor di beberapa media online, dirinya kerap dimintai untuk menjadi pembicara dalam webinar serta diskusi. Ulin memiliki segudang wawasan untuk bisa ia bagikan kepada mahasiswa lainnya. Ia menguasai betul topik seputar kebencanaan, keislaman, gerakan mahasiswa, filsafat, hingga pendidikan dan politik.
Berbicara soal prinsip hidupnya, Ulin mengungkapkan kalau dia menjalani hidup dengan dua prinsip yang ia percayai. Pertama, “jadilah seseorang yang kualitasnya mengalahkan kualitas 100 bahkan 1000 orang.” Kedua, dia meyakini bahwa manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Sebagai seorang muslim, sudah sepatutmya mau berbagi ilmu kepada orang lain. Tak heran jika dirinya gemar menafsirkan gagasannya lewat tulisan ataupun sebagai pembicara dalam suatu forum. Ulin ingin menjadi bermanfaat dan akan terus begitu, sesuai prinsip hidupnya. Kini, dirinya menjadi bagian dari Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Jawa Tengah.
Memang sejak 2016 Ulin telah aktif menjadi anggota relawan Muhammadiyah. Dirinya pernah memiliki pengalaman menjadi relawan kebencanaan di beberapa wilayah, seperti saat gempa bumi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat, atau dampak siklon seroja di Nusa Tenggara Timur. Dalam tugasnya sebagai relawan, ia kerap melakukan pencarian dan pertolongan korban, serta pengolahan data dan informasi.
Seperti yang sudah kita ketahui, sejak awal pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) Muhammadiyah membentuk MCCC sebagai upaya mitigasi dan pengurangan risiko. Berkat loyalitas serta totalitas yang Ulin berikan sejak 2016, saat ini ia dipercaya untuk menjadi bagian di MCCC. Ia mengatakan, bahwa alasan dirinya bergabung menjadi relawan Covid-19 ialah karena panggilan kemanusiaan.
“Bagi saya, untuk membantu manusia, kita hanya perlu menjadi manusia. Saya meyakini kalau menolong sesama adalah bagian dari agama, karena itu saya termotivasi,” katanya.
Selayaknya manusia, Ulin mengakui bahwa dirinya juga memiliki rasa takut akan Covid-19. Akan tetapi, untuk mengurangi rasa takutnya, Ulin selalu berdoa kepada Allah dan berusaha untuk terus menaati protokol kesehatan yang berlaku.
Banyak pengalaman yang Ulin dapatkan selama menjadi relawan Covid-19. Namun, yang paling menyita perhatiannya adalah ketika berada dalam ruang isolasi. Kematian terasa begitu dekat ketika pasien dibawa masuk ke ruangan isolasi. Menurutnya, di saat-saat seperti itu kita hanya bisa berpasrah.
“Sebagai seorang anak, selama orang tua kita masih ada, kita harus terus memberikan yang terbaik kepada mereka. Karena kita tidak pernah tahu kapan mereka akan dipanggil oleh Tuhan,” pesan Ulin.
Reporter : Rifaa Husnul Khotimah
Editor : Novali Panji Nugroho