Urgensi Peran BEM dalam Mengawal Transparansi dan Keadilan UKT di UNISSULA

LPM Pabelan

Sedang ramai di kalangan mahasiswa Universitas Sultan Islam Agung (UNISSULA), mengenai isu kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terus meningkat setiap tahunnya tanpa peningkatan fasilitas kampus. Kenaikan itu membuat apa yang dibayarkan mahasiswa tidak sepadan dengan apa yang mereka peroleh.

Ketimpangan ini menimbulkan kegelisahan bagi banyak orang, terlebih Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang seharusnya bertugas mengadvokasi transparansi dana justru terkesan lamban menindaklanjuti persoalan ini.

Berkat kritikan yang disuarakan oleh akun Instagram @unissula.melawan, isu kenaikan UKT kini diketahui lebih luas. Unggahan akun itu juga mengungkapkan kekecewaan terhadap Presiden BEM dan Ketua Senat Unissula, yang seharusnya menjadi penyambung lidah mahasiswa, justru tampak tunduk pada birokrasi kampus.

Untung saja, akun @unissula.melawan berani menyuarakan hal ini. Tanpa kritikan tersebut, besar kemungkinan persoalan ini akan terus terabaikan dan BEM tak akan segera tersadar untuk bertindak lebih cepat. Padahal dalam kondisi seperti ini, respons cepat dari BEM begitu diharapkan agar mahasiswa memiliki kepastian dan kejelasan terkait pengelolaan dana kampus.

Telah kita ketahui bersama bahwasanya memastikan transparansi dana adalah hal yang krusial dan mendasar diketahui oleh publik. Mengabaikannya berarti ada kejanggalan dibaliknya, dan itu juga berarti ada yang harus dicurigai. Alasannya, bagaimanapun, transparansi alokasi dana yang berhubungan dengan fasilitas memang harus dibeberkan pada publik demi mencegah potensi penggelapan dan korupsi.

Akun @unissula.melawan telah berperan penting menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyuarakan kritik terhadap kebijakan yang tak sesuai harapan. Berkat unggahannya, mahasiswa lebih sadar akan masalah yang dihadapi mereka sendiri. Ke depannya, BEM perlu memiliki sistem komunikasi yang lebih efektif agar masalah-masalah seperti ini dapat segera direspons tanpa harus menunggu kritik terbuka atau di demo terlebih dahulu.

Selain itu, sebagai civitas academica UNISSULA, mahasiswa juga harus terus bersikap kritis terhadap kebijakan yang ada. Fungsinya, sikap kritis itu nantinya dapat membantu mengawasi organisasi kampus dan kampus itu sendiri, untuk memastikan mereka bertanggung jawab atas amanahnya. Mahasiswa dilarang abai terhadap persoalan yang bisa membahayakan bahkan mengancam nasib kuliah mereka sendiri.

Ke depannya, mahasiswa sebaiknya tak usah ragu untuk menyuarakan kritik secara konstruktif dan terus mendorong transparansi di kampus. Memperjuangkan kepentingan bersama di kampus seharusnya menjadi bagian dari tanggung jawab mereka. Lagi pula, keuntungan dari adanya transparansi, keterbukaan, dan akuntabilitas kebijakan di lingkungan kampus sejatinya juga untuk mahasiswa kampus itu sendiri.

 

Also Read

Tags